Meta Title: Apa Itu Revenue? Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Meta Description: Dalam bisnis, kita harus mengetahui berapa revenue yang didapat. Simak artikel ini untuk mempelajari apa itu revenue, jenis-jenisnya, dan cara menghitungnya!

Slug: apa-itu-revenue

Apa Itu Revenue? Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Pernahkah Anda bertanya-tanya sebenarnya apa itu revenue dalam dunia bisnis dan akuntansi? Jika Anda sedang membangun bisnis, belajar akuntansi, atau berkecimpung di dunia digital marketing–Anda perlu memahami konsep revenue.

Revenue bukan hanya sekadar pemasukan saja, namun menjadi indikator utama yang menandakan kesehatan keuangan bisnis. Mari simak artikel ini untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan cara menghitung revenue dengan tepat!

Ilustrasi Revenue

Apa Itu Revenue?

Secara umum, revenue adalah seluruh pemasukan yang diperoleh oleh bisnis dari hasil penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu. Dalam dunia akuntansi dan bisnis, revenue menjadi salah satu elemen utama dalam laporan laba rugi (income statement).

Meskipun sering digunakan secara bergantian, istilah revenue, sales, pendapatan, dan turnover memiliki sedikit perbedaan:

  • Revenue: Total pemasukan dari semua sumber (termasuk non-penjualan).
  • Sales: Pendapatan dari penjualan produk atau jasa.
  • Pendapatan: Istilah umum yang mencakup semua jenis revenue.
  • Turnover: Biasanya digunakan di Inggris untuk menyebut total sales.

Di Indonesia, definisi revenue tercantum dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 23. Sementara secara internasional, pernyataan ini dirujuk dalam IFRS 15: Revenue from Contracts with Customers.

Jenis-jenis Revenue

Ada beberapa kategori revenue yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas, sifat, hingga pendekatan akuntansi. Mari kita bahas satu per satu!

1. Revenue Berdasarkan Aktivitas

Secara garis besar, revenue dibagi menjadi dua berdasarkan aktivitasnya, yaitu revenue operasional dan non-operasional.

  • Revenue Operasional: Pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan. Misalnya, penjualan produk atau layanan digital.
  • Revenue Non-Operasional: Pendapatan ini berasal dari aktivitas di luar kegiatan utama. Contohnya seperti bunga deposito, sewa aset, atau keuntungan investasi.

2. Revenue Berdasarkan Sifatnya

Selanjutnya, revenue juga dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Dalam ini, Anda akan menemukan konsep revenue bruto dan revenue neto. 

  • Revenue Bruto: Total pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi biaya atau pengeluaran operasional.
  • Revenue Neto:  Pendapatan yang tersisa setelah dikurangi segala pengeluaran langsung terkait penjualan. Keduanya memberikan gambaran yang berbeda tentang kesehatan finansial bisnis.

3. Revenue Berdasarkan Akuntansi Mikro

Dari perspektif akuntansi mikro, kita akan mengenal tiga konsep revenue utama, yaitu Total Revenue (TR), Average Revenue (AR), dan Marginal Revenue (MR).

  • Total Revenue: Jumlah total pendapatan yang dihasilkan
  • Average Revenue: Pendapatan rata-rata per unit yang terjual.
  • Marginal Revenue: Pendapatan tambahan yang dihasilkan dari penjualan satu unit tambahan produk atau jasa.

Untuk memudahkan Anda memahaminya, berikut adalah tabel singkat yang membahas definisi dan rumus setiap jenis revenue berdasarkan akuntansi mikro.

Konsep Definisi Rumus
Total Revenue (TR) Jumlah total pendapatan dari seluruh penjualan TR = Harga x Kuantitas Terjual
Average Revenue (AR) Pendapatan rata-rata per unit yang terjual AR = Total Revenue ÷ Total Unit Terjual
Marginal Revenue (MR) Pendapatan tambahan dari penjualan satu unit tambahan MR = Perubahan Revenue ÷ Perubahan Jumlah Unit

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Revenue

Tingkat revenue bisnis dapat meningkat atau menurun. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti strategi harga, promosi, kualitas produk atau jasa, siklus musiman, hingga tren pasar dan kompetitor.

1. Strategi Harga (Pricing)

Menentukan harga yang terlalu tinggi akan menurunkan permintaan pelanggan. Sebaliknya, harga yang terlalu rendah cenderung menggerus margin keuntungan bisnis. Oleh karena itu, Anda perlu menyusun strategi pricing yang menyangkut daya beli pasar, nilai produk, dan posisi kompetitor.

Baca juga: Digital Marketing Funnel: Pengertian, Manfaat dan Strateginya

2. Promosi dan Pemasaran

Dengan membuat kampanye promosi yang tepat sasaran, Anda dapat meningkatkan brand awareness dan menarik minat calon konsumen. Selain itu, strategi yang tepat juga memperluas pasar dan meningkatkan konversi penjualan.

3. Kualitas Produk atau Jasa

Produk atau layanan yang berkualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas jangka panjang. Biasanya, pelanggan yang puas akan melakukan pembelian berulang bahkan merekomendasikan produk Anda ke orang lain.

Siklus Musiman Memengaruhi Jumlah Revenue

4. Siklus Musiman

Beberapa sektor industri memiliki pola pendapatan yang fluktuatif–tergantung musim atau momen tertentu. Misalnya, penjualan dekorasi natal yang meningkat saat akhir tahun atau permintaan alat tulis yang melonjak menjelang tahun ajaran baru.

5. Tren Pasar dan Kompetitor

Faktor selanjutnya adalah tren pasar dan kompetitor. Dengan melakukan inovasi dan penyesuaian dengan tren, Anda bisa menarik lebih banyak konsumen dan meningkatkan venue. Lakukan monitoring kompetitor untuk mendapatkan insight terbaru atau strategi yang dapat Anda implementasikan dalam bisnis.

6. Manajemen Yield dan Diskon

Dengan memberikan diskon, voucher, atau paket bundling–Anda bisa meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek. Akan tetapi, Anda harus menyusun strategi ini dengan matang agar tidak menurunkan margin keuntungan.

Cara Menghitung Revenue

Setelah mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan faktor yang memengaruhi revenue, sekarang sudah waktunya Anda mengetahui cara menghitung revenue dengan tepat. Ikuti langkah-langkahnya di bawah ini!

1. Identifikasi Produk atau Jasa yang Dijual

Pertama-tama, pahami dahulu produk atau layanan yang Anda jual dalam bisnis. Misalnya, bayangkan Anda membuka bisnis toko kue yang menjual tiga produk yaitu roti tawar, roti manis, dan kue bolu.

Dengan mengidentifikasi produk, Anda dapat mengatur data penjualan dengan lebih sistematis.  Selain itu, menentukan jenis-jenis produk ini juga akan membantu proses segmentasi pasar dan penyusunan strategi penetapan harga.

2. Tentukan Harga Jual per Unit

Selanjutnya, catat harga jual dari masing-masing produk atau jasa bisnis sebagai dasar perhitungan. 

Harga yang tercatat inilah yang akan Anda gunakan untuk menghitung pendapatan per produk. Pastikan harga ini  sesuai dengan strategi pemasaran dan nilai produk di mata pelanggan.

Misalnya:

Roti tawar: Rp10.000

Roti manis: Rp8.000

Kue bolu: Rp15.000

3. Hitung Jumlah Unit yang Terjual

Setelah menentukan produk dan harga, langkah berikutnya adalah mencatat jumlah produk yang terjual selama periode tertentu–misalnya harian atau bulanan. Misalnya, toko kue ini berhasil menjual 100 unit roti tawar, 150 unit roti manis, dan 50 unit kue bolu.

Dengan perhitungan per unit yang terjual, Anda akan mendapatkan gambaran total pendapatan. Gunakan data-data ini untuk analisis tren penjualan dan perencanaan stok.

4. Kalikan Harga Jual dengan Jumlah Unit

Lakukan perhitungan pendapatan per produk dengan rumus ini.

Rumus = Pendapatan per produk = Harga x Jumlah unit

Berikut adalah contoh pendapatan dari tiga produk tersebut:

Roti tawar: Rp10.000 × 100 = Rp1.000.000

Roti manis: Rp8.000 × 150 = Rp1.200.000

Kue bolu: Rp15.000 × 50 = Rp750.000

Proses perkalian ini memberikan gambaran jelas tentang pendapatan masing-masing produk terhadap total revenue. Lakukan perhitungan ini dengan teliti untuk menghindari kesalahan di kemudian hari.

5. Jumlahkan Semua Pendapatan Produk

Setelah mendapatkan pendapatan masing-masing produk, jumlahkan semua untuk memperoleh Total Revenue (TR). 

Berikut adalah total pendapatan produk berdasarkan contoh data di atas:

Total Revenue = Rp1.000.000 + Rp1.200.000 + Rp750.000 = Rp2.950.000. 

6. Hitung Average Revenue (AR) (Opsional)

Jika Anda ingin mengetahui pendapatan rata-rata per unit, gunakan rumus berikut ini:

Average Revenue (AR) = Total Revenue ÷ Total Unit Terjual

Dengan menghitung AR, Anda bisa melihat tingkat efisiensi penjualan di setiap unit. Hal ini sangat berguna untuk perbandingan antar periode penjualan. Berikut adalah contoh perhitungan berdasarkan semua pendapatan produk yang diterima di atas:

Contoh: AR = Rp2.950.000 ÷ 300 unit = Rp9.833/unit

7. Hitung Marginal Revenue (MR) (Opsional)

Untuk analisis lanjutan, Anda juga bisa mengukur Marginal Revenue (MR) sebagai pendapatan tambahan yang dihasilkan dari penjualan satu unit ekstra. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

MR = Perubahan Revenue ÷ Perubahan Jumlah Unit

MR membantu mengevaluasi dampak tiap unit tambahan terhadap total pendapatan. Dengan memahami MR, Anda bisa mengoptimalkan strategi penjualan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca juga: Revenue Stream Adalah: Pengertian, Jenis dan Cara Meningkatkannya

Tingkatkan Keterampilan Digital Anda Bersama Coding Studio!

Itulah penjelasan singkat tentang konsep revenue dalam bisnis. Dengan memahami apa itu revenue beserta jenis-jenis dan cara menghitungnya, Anda bisa mengukur seberapa baik kesehatan finansial dan menyusun ulang strategi yang meningkatkan pendapatan bisnis!

Bagi Anda yang ingin meningkatkan keterampilan digital, ikutilah kelas yang tersedia dalam Coding Studio! Kami menyediakan dua jenis kelas: yaitu kelas flexy berbentuk video learning digital dan kelas fast track yang dipandu langsung bersama mentor.

Selain menyediakan materi yang lengkap dan komprehensif, Anda juga bisa mendapatkan sertifikat yang kredibel per pelatihan. Ini menjadi modal yang kuat untuk pengembangan karier Anda di masa depan!

Tunggu apalagi? Tingkatkan skill digital Anda bersama Coding Studio untuk sukses di era digital!