Ancaman siber dapat muncul dan menyerang siapa pun dan kapan pun. Sayangnya, masih banyak sistem yang menjadi korban dari ancaman ini–salah satunya karena belum dilakukan patching.
Patching bukanlah sekadar proses teknis di balik layar–tindakan ini dapat melindungi sistem Anda dari berbagai ancaman serius. Simak artikel ini untuk mengetahui apa itu patching, jenis-jenis, cara kerja, hingga prosesnya yang efektif!

Apa Itu Patching?
Patching adalah proses pembaharuan sistem atau software dengan patch—file kecil atau paket pembaruan—yang dirilis oleh vendor atau pengembang. Patch ini berisikan kode yang mampu memperbaiki bug, menutup celah keamanan, atau menambah fitur baru.
Patching dapat dilakukan secara manual atau otomatis melalui system update. Kini, lebih banyak bisnis yang mengandalkan patching otomatis karena efisiensi dan kecepatannya. Dengan ini, sistem Anda bisa terlindungi dan tetap beroperasi secara optimal.
Mengapa Patching Penting dalam Bisnis?
Patching merupakan sesuatu yang wajib dilakukan, terutama jika Anda mengelola sistem atau bisnis berbasis teknologi. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa patching menjadi sangat penting:
1. Menjaga Keamanan Sistem
Biasanya, patch berisikan perbaikan kerentanan atau bug yang bisa dimanfaatkan oleh hacker. Dengan menerapkan patch secara teratur, risiko eksploitasi dapat diminimalisir sekaligus menyelamatkan data dan reputasi bisnis.
Baca juga: Pentingnya Keamanan Data bagi Suatu Bisnis
2. Meningkatkan Kinerja Sistem
Selain menutup celah keamanan, patching juga bisa memperbaiki performa aplikasi atau sistem yang mengalami gangguan atau error. Dengan ini, sistem dapat berjalan secara lebih efisien.
3. Mematuhi Regulasi dan Compliance
Beberapa industri menerapkan regulasi ketat terkait keamanan data–misalnya industri keuangan dan kesehatan. Dengan melakukan patching secara berkala, sistem yang Anda gunakan akan tetap aman, up-to-date, dan memperoleh kepercayaan pengguna.
4. Mencegah Downtime atau Kehilangan Data
Saat terkena ancaman siber, kemungkinan sistem Anda akan mengalami downtime. Dalam jangka waktu yang lama, downtime akan menurunkan produktivitas tim dalam bisnis. Hal ini bisa dicegah jika Anda melakukan patching secara tepat waktu.
5. Menghindari Eksploitasi oleh Malware atau Ransomware
Serangan seperti malware dan ransomware kerap memanfaatkan sistem yang belum di-patch untuk menyusup. Anda bisa menghindari risiko keduanya dengan melakukan update sistem secara berkala saja.
Jenis-Jenis Patch
Terdapat berbagai jenis patch yang berbeda dari segi fungsi dan tujuannya. Mari kenali masing-masing jenisnya untuk mengetahui kapan dan bagaimana cara menggunakannya!
1. Bug Fix Patches
Jenis patch ini dirancang untuk memperbaiki bug atau error pada sistem. Sebagai contohnya, patch ini dapat digunakan pada aplikasi yang mengalami crash atau fitur yang tidak berjalan dengan lancar. Patch tersebut akan membuat sistem Anda akan lebih stabil sekaligus meningkatkan pengalaman pengguna.
2. Security Patches
Seperti namanya, security patches bertugas menutup celah keamanan atau vulnerability yang bisa dieksploitasi oleh penyerang. Ini menjadikannya sebagai salah satu patch yang paling penting dalam menjaga integritas sistem.
Bahkan, patch ini akan dirilis sesegera mungkin ketika vendor Anda menemukan potensi risiko yang besar.
3. Feature Patches
Kadang-kadang, patch dirilis untuk menambahkan atau memperbarui fitur yang sudah ada. Aktifkan jenis patch ini jika Anda ingin menikmati fitur terbaru dari suatu aplikasi atau sistem.
4. Cumulative Patches
Selanjutnya adalah cumulative patch, patch yang menggabungkan beberapa pembaruan ke dalam satu paket. Di dalamnya biasanya berisikan bug fix, security fix, dan fitur tambahan. Jenis patch ini sangat cocok jika Anda ingin memperbarui sistem secara menyeluruh dalam waktu singkat.
5. Emergency Patches (Hotfix)
Hotfix akan dirilis dalam kondisi darurat setelah adanya kerentanan serius yang harus segera diatasi. Patch ini umumnya langsung diterapkan tanpa menunggu update berikutnya sehingga sebaiknya jangan menunda instalasinya ketika Anda mendapat notifikasi terkait.
Cara Kerja Patching
Selain memahami jenis-jenis patch, Anda juga perlu memahami bagaimana cara kerja patching di balik layar. Ada tahapan penting yang harus dijalankan–mulai dari pengembangan patch hingga monitoringnya.
1. Mengembangkan Patch
Pertama, vendor atau tim pengembang akan mengidentifikasi apa saja masalah-masalah atau bug pada sistem. Kemudian, mereka akan menyiapkan kode perbaikan yang akan dijadikan patch. Proses pengembangan ini harus dilakukan dengan teliti agar tidak menimbulkan masalah baru pada sistem.
2. Pengujian Patch
Setelah berhasil mengembangkannya, mereka akan menguji patch dalam lingkungan terbatas. Proses ini dilakukan untuk mengukur efektivitas dan stabilitasnya. Jika pengujian berjalan lancar, patch siap untuk dirilis ke publik.
3. Implementasi Patch
Patch yang telah diuji kemudian akan terinstal ke dalam sistem produksi. Proses ini bisa dilakukan manual oleh administrator atau secara otomatis oleh sistem. Pastikan tidak ada masalah pada sistem lainnya saat proses implementasi ini berlangsung.
4. Monitoring Patch
Setelah menerapkan patch, lakukan pemantauan sistem secara teratur. Selain melihat performa dari patch yang dibuat, Anda juga memastikan bahwa patch ini tidak menyebabkan permasalahan lainnya. Apabila menemukan anomali, segera ambil tindakan lebih lanjut sebelum berdampak lebih luas.
Proses Patching yang Efektif
Bagi Anda yang ingin menerapkan patching secara terstruktur dan profesional, ikuti beberapa langkah-langkah di bawah ini. Dengan begitu, proses patching Anda dapat bekerja secara optimal.
1. Evaluasi dan Prioritaskan Patch
Ingatlah bahwa tidak semua patch memberikan dampak yang sama. Lakukan evaluasi tingkat risiko dan prioritaskan jenis patch yang paling kritis dahulu. Dengan cara ini, Anda bisa mengelola sumber daya IT secara lebih efisien.
2. Otomatisasi Proses Patching
Gunakan tools seperti WSUS, Ansible, atau Patch Manager untuk mempercepat dan mempermudah proses patching. Dengan sistem yang otomatis, Anda dapat menerapkan patch secara konsisten dan tepat waktu.
3. Monitoring dan Audit Patch
Pastikan semua perangkat dan sistem dalam bisnis sudah mendapat patch terbaru. Lakukan juga audit secara berkala untuk menghindari celah keamanan yang terlewat. Gunakan dashboard atau tools monitoring khusus untuk melihat status patch secara real-time.
4. Komunikasi Antar Tim
Terakhir, pastikan untuk menjaga koordinasi antara tim IT, keamanan, dan operasional. Dengan komunikasi yang baik, proses patching dapat berjalan lebih cepat dan minim kesalahan. Singkatnya, kolaborasi lintas tim menjadi salah satu kunci keberhasilan proses patching Anda!
Baca juga: Manfaat Cyber Security: Menjaga Keamanan untuk Perusahaan
Siap Lindungi Sistem Anda dengan Patching?
Melalui artikel ini, Anda sudah mengenal apa itu patching, jenis-jenisnya, cara kerja, dan bagaimana menjalankan prosesnya secara efektif. Patching bukan hanya soal memperbarui sistem–namun tentang menjaga keberlangsungan operasional dan keamanan bisnis Anda.
Kalau Anda ingin memahami lebih dalam dunia keamanan siber dan cara-cara melindungi sistem dari serangan digital, ikuti kelas Cyber Security yang tersedia di Coding Studio! Dengan kurikulum berbasis praktik dan studi kasus nyata, Anda bisa belajar langsung dari para praktisi kami dan membangun skill yang dibutuhkan industri.
Kunjungi halaman kursus fast track kami dan pilihlah kelas sesuai kebutuhan Anda sekarang!