Oleh: Neta Aulya Kurnia Ningrum

Quality Assurance at Ultimate.am

Teman-teman disini siapa yang suka belanja? Terutama koleksi kendaraan pribadi kaya mobil/motor. Nah aku mau ajak teman-teman membayangkan ada satu mobil/motor yang teman-teman suka banget nih dan teman-teman mau beli itu. Kalau kita beli motor atau mobil, sebelum bener-bener transaksi, biasanya ada yang namanya test drive, kan? Nah, tujuan test drive itu buat ngerasain langsung gimana motor atau mobilnya, nyaman nggak dipakai, semua fiturnya jalan atau nggak, remnya berfungsi nggak, dan yang paling penting, kalau ada masalah di kemudian hari, bisa klaim garansi nggak.

Nah, kalau mobil atau motor itu kan produk fisik, ya. Kalau kita ngomongin produk digital, kayak aplikasi, website, atau sistem, juga kurang lebih sama loh. Sebelum dipakai sama user, kita harus tes dulu. Ini penting buat memastikan fitur-fiturnya jalan dengan baik, nggak ada bug yang ganggu, dan user nggak kesulitan pas pakai. Jadi, test dulu supaya semuanya berjalan lancar, sama kayak kita test drive mobil atau motor.

Proses Quality Controlnya!

Sekarang apa dong berarti bedanya testing produk fisik dan produk digital. Hmm biasanya kalau di manufacturing, sebelum kendaraan nya dijual ada yang namanya proses Quality Control atau pengecekan secara fisik seperti 

  • Keamanan: Apakah rem-nya oke, lampu-lampunya nyala semua, dan nggak ada yang rusak.
  • Kondisi fisik: Ada nggak cacat di bodi kendaraan, kayak goresan atau bagian yang nggak sesuai standar.
  • Mesin: Apakah mesinnya nggak ada masalah, nggak aneh-aneh gitu pas dinyalain.
  • Fitur lainnya: AC, wiper, audio, semua yang ada di mobil/motor dicek apakah jalan dengan baik.

Setelah itu, kendaraan baru deh siap buat dijual. Biasanya, kalau ada masalah setelah pembelian, bisa klaim garansi.

Perbedaan Testing Produk Fisik dan Produk Digital

Jenis-Jenis Testing dalam Quality Assurance (QA) yang Wajib Diketahui

Nah, kalau produk digital kayak aplikasi, website, atau sistem, testing-nya agak beda karena nggak ada yang bisa dipegang atau diuji fisiknya. Testing di dunia digital biasanya lebih fokus ke hal-hal kayak:

  • Functional Testing: Ngecek apakah semua fitur di aplikasi atau website berjalan dengan baik. Misalnya, tombol bisa diklik, form bisa diisi, dll.
  • Usability Testing: Ngetes seberapa gampang aplikasi atau website itu dipakai. Apakah user-nya bisa ngerti cara pakainya tanpa bingung?
  • Performance Testing: Ngetes apakah aplikasi tetap lancar meskipun banyak orang yang pakai barengan, atau website nggak lemot kalau trafiknya banyak.
  • Security Testing: Pastikan data pengguna aman, nggak ada celah buat hacker masuk.
  • Compatibility Testing: Cek apakah aplikasi bisa berjalan dengan baik di berbagai device dan platform, misalnya di smartphone, tablet, atau di desktop.
  • Bug Testing: Cari bug atau masalah teknis yang bisa ganggu user. Kalau ada error atau aplikasi nge-crash, itu harus diperbaiki dulu.
  • Regression Testing: Setelah ada update atau penambahan fitur, diuji lagi untuk pastiin nggak ada yang rusak di bagian lain.

Umumnya sih kalau Quality Assurance (QA Tester) biasanya bakal nyobain Functional Testing dan Regression Testing nih. Sisanya beberapa testing diatas bisa dilakukan oleh Backend Developer, UI/UX Designer ataupun Penetration Tester.

Terus seberapa tinggi urgensi nya sih testing ini?

Testing itu sangat penting karena tanpa testing, kamu bisa bayangin kan, betapa repotnya kalau aplikasi atau website yang udah jadi ternyata penuh masalah. Bisa jadi aplikasi tiba-tiba crash, website lemot, atau ada fitur yang nggak berfungsi sama sekali—tentu ini bakal bikin user kecewa.

Bayangin aja, kalau kamu lagi belanja online, terus di tengah proses checkout tiba-tiba website nggak bisa dipakai, atau lebih parahnya lagi, data kartu kredit kamu kebocoran karena masalah keamanan. Itu udah pasti akan merusak reputasi perusahaan dan bikin pengguna merasa nggak aman.

Testing juga bisa bantu mengurangi biaya perbaikan di masa depan. Jika masalah terdeteksi sejak awal, kamu bisa memperbaikinya lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan kalau masalah itu baru ketahuan setelah aplikasi atau website sudah dipakai banyak orang.

Yuk guys, jangan terburu-buru launching! Luangkan waktu buat tes dulu, pastikan semuanya oke. Percayalah, sedikit kesabaran akan menghasilkan produk yang keren! Semangaat yaa! ✨🔥

Drama Dibalik Peluncuran Aplikasi yang Nggak Sembarangan!

Bayangkan lu baru beli motor impian, tapi waktu dicoba ternyata… rem blong! 🏍😱 Konyol kan? Nah, di dunia digital pun begitu. Sebelum “dijual” ke publik, aplikasi atau website kita harus melewati beberapa “tes bahaya” dulu!

Bayangkan meluncurkan aplikasi atau website tanpa pengujian yang matang. Potensi masalah seperti bug, fitur yang tidak berfungsi, website lambat, hingga celah keamanan bisa merusak reputasi Anda dan mengecewakan pengguna.

Apa Sih Sebenernya Testing Itu

Apa Sih Sebenernya Testing Itu?

Testing itu kayak “medical check-up” buat produk digital. Kita bakal ngecek:

  • Apakah semua tombol berfungsi?

Kalau ada tombol yang penting ternyata gak berfungsi, wah bisa bahaya sih! Gimana kita mau lanjutin proses bisnisnya

  • Websitenya cepet atau lambat?

Males banget kan kalau website nya lemot, atau terlalu lama loadingnya. Pasti bakal menghambat produktivitas kita! 😒

  • Aman nggak dari para hacker jahil?

Kalau lagi buka website nya tiba-tiba akun kita ada yang ganti datanya, terus ada tulisan “Your system is not safe”. Wah bahaya banget! 

  • Bisa dibuka di berbagai perangkat nggak?

Pas buka di website sih mulus aja ya, eh pas buka di handphone ngga taunya tampilannya berantakan! Udah gitu buka di tablet juga belum bisa 😔

Macam-Macam Testing yang Wajib Kalian Tau

Macam-Macam Testing yang Wajib Kalian Tau

  1. Functional Testing Intinya: Semua fitur kerja normal atau masih error? 
Contoh: Tombol "Daftar" bisa diklik atau malah ngelamun?
  1. Usability Testing Ujicoba: User bisa pake aplikasi tanpa tutorial panjang nggak? Kalau sampe bingung, berarti desain lu kurang oke nih!
Baca Juga:  Usability Testing Adalah: Pengertian, Cara Melakukan Usability Testing, dan Contohnya
Contoh: Biasanya setelah selesai mendesain kita uji atau testing dulu nih ke user, user ngerasa kesulitan gak sih? Atau malah sampai salah klik? Kalau iya, berarti harus ada yang diperbaiki nih.
  1. Performance Testing Simulasi: Gimana kalau ada 1000 user sekaligus make aplikasi? Apakah masih cepet atau langsung lemot kayak koneksi di daerah pelosok?
Contoh: User yang pakai website kita kan dari seluruh Indonesia, otomatis kondisi dan struktur daerah juga berbeda-beda. Dan user juga bisa akses bersama-sama, kalau misal ternyata pas lagi pada buka website tiba-tiba down? Waduh ini pasti mengecewakan user sih.
  1. Security Testing Misi rahasia: Cari celah buat para hacker. Datamu aman nggak? Kunci digital udah kuat belom?
Contoh: Jangan sampe pakai password yang mudah dijebol kaya 12345, atau admin, atau nama sendiri bahkan tanggal lahir! Sebisa mungkin kita pakai double security deh kaya rumah

Konsekuensi Kalau Nggak Testing

Mau tau akibatnya?

  • Aplikasi bisa crash mendadak
  • Website loading nya kayak siput
  • Fitur pada rusak total
  • Pengguna bakal ngamuk!

Pesan Buat Para Developer Muda

Jangan gegabah launching! Testing itu temen sejati. Sedikit sabar, hasilnya auto keren! Produktif itu hebat! 🚀✨

Inget ya, testing itu bukan beban. Tapi kesempatan buat bikin produk digital lo makin KECE! 💯

Semangat coding, para kreator! 🖥🔥